Samosir, bidikkasusnews.com - Pemerintah kabupaten Samosir tahun 2024 yang lalu telah melaksanakan pembangunan jalan kabupaten ruas Simpang Jalan Negara Di Desa Simbolon Purba kecamatan Palipi menuju Ke desa Littong Nihuta Kecamatan Ronggurnihuta jalan desa Huta Ginjang kecamatan Palipi dengan nama Paket Proyek Penanganan Long Segment Ruas Jalan SP. HKBP Simbolon - Sitabo-tabo.
Proyek pembangunan jalan yang dilaksanakan pada tahun 2024 lalu dengan besar anggaran Rp. 9.699.937.000, proyek yang telah menghabiskan anggaran sebesar itu akan berpotensi menjadi sia sia (tidak memberi manfaat) jika tidak segerah mendapat penanganan yang serius dalam waktu dekat oleh pemerintah.
Ada dua keadaan yang berpotensi menjadi penyebab akses jalan terputus, yakni ;
Pertama, dengan adanya bahagian dari ruas jalan yang dibangun tahun lalu yang terpaksa tidak mendapat penanganan, tidak dibangun (dilewatkan), dengan ukuran kurang lebih sepajang 25 M (lokasi tidak jauh dari kantor desa Huta Ginjang).
Saat awak media bersama kepala desa berada dilokasi, tampak nyata kondisi jalan yang sangat mengkawatirkan, yang sebahagian badan jalan dan bahu jalan yang sudah longsong.
Jika kondisi seperti ini dibiarkan sampai lewat dari tahun ini, besar kemungkinan seluruh badan jalan akan longsor dan putus.
Kedua, kondisi Jembatan Sibarabara dalam keadaan rusak parah dan sudah sangat membahayakan pengguna ; masyarakat yang melewati jembatan ini sehari harinya, juga yang melintas dengan tujuan melakukan jalan pemotongan, jalan pintas dari kecamatan Palipi - Ronggurnihuta - Simanindo.
Sebagaimana yang disampaikan kepala desa Hutaginjang Palipi Ropendi Sinaga. Dijelaskan,"bahwa Jembatan Sibarabara adalah jembatan yang sangat vital, jembatan ini dibangun lebih dari 40 tahun yang lalu, jembatan yang diyakini dibangun dengan konstruksi yang sangat sederhana pada masa itu. Dapat dimaklumi bahwa pada masa itu jembatan Sibarabara tidak terlalu banyak dilalui juga pada masa itu jumlah mobil yang melewatinya masih sangat terbatas. Maka sangat berbeda pada saat ini. Terlebih dengan baru dibangunnya jalan ini, telah menjadikan intensitas pengguna jalan ini semakin tinggi dan mobil yang melalui, menyeberang lewat jembatan ini semakin banyak. Tak jarang tampak terlihat mobil dengan muatan yang lumayan tonasenya bulak balik melalui jembatan ini. Sementara kondisi jembatan ini sudah sangat para dan usianya juga sudah cukup menua.
"Dijelaskannya pula tentang jembatan Sibarabara, bahwa pemerintah desa Hutaginjang sudah berulang kali mengusulkan kepada pemerintah untuk segerah menangani jembatan ini. Diterangkannya bahwa usulan ini sudah dibuat sejak tahun 2021, 2022, 2023 sampai tahun lalu, namun sampai saat ini belum ada tanggapan yang sangat serius.
Dijelaskan pula bahwa kondisi jembatan ini sudah sangat mengkawatirkan, selain usianya yang sudah tua, kerusakannya juga sangat parah. Kerusakan jembatan ini turut diperparah pada saat pelaksanaan Bunga Desa tahun lalu yang disertai pelaksanaan sirtunisasi, yang mana pada saat itu alat berat milik Pemkab Samosir lewat dari jembatan ini, pada saat itu alat berat sempat menyenggol Drill/Pembatas/Pagar Jembatan sehingga saat ini sudah patah.
Selanjutnya pada pelaksanaan proyek pembangunan jalan tahun lalu, kerusakan jembatan ini pun bertambah para yang diakibat mobil truk yang ukuran dan muatan yang besar dipaksa melintas di jembatan ini untuk mengangkut material.
Tampak pagar jembatan disisi kiri dan kanan sudah rusak, kondisi ini akan sangat membahayakan pengguna karena berpotensi bisa terjatuh, terjun bebas. Seperti yang dapat di informasikan bahwa dibawah jembatan terdapat sungai yang sangat jauh kebawah. Diperkirakan jarak dari lantai jembatan ke air sungai di bawahnya bisa mencapai 30 M," demikian dipaparkan oleh kepala desa Hutaginjang.
(Bastian Simbolon)
Komentar