Samosir, bidikkasusnews.com - Pemerintah Desa Boho kecamatan Sianjur Mulamula melaksanakan Rapat bersama masyarakat dan seluruh unsur pemerintahan ; Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kepala Desa dan para Perangkat Desa, Pendamping Desa, para tokoh masyarakat dan para masyarakat petani khususnya petani persawahan padi yang ada di desa Boho.
Rapat dilaksanakan hari ini Rabu, 8-1-2025 bertempat di aula kantor desa Boho.
Rapat dibuka langsung oleh Kepala Desa Boho Edward Silalahi.
Dalam sambutannya kepala desa menyampaikan,"bahwa pada tahun lalu sesungguhnya kita telah menyepakati agar didesa kita Boho masyarakat akan melakukan pola tanam serentak.
Adapun yang menjadi alasan utama buat kita melakukan pola tanam serentak adalah ;
Pertama, melihat pada kenyataan di bulan Desember 2024 yang baru saja kita lalui dimana masih banyaknya masyarakat desa Boho yang pada suasana Natal dan Tahun Baru masih melaksanakan pekerjaan panen disawahnya.
"Seperti yang kita ketahui bahwa sudah menjadi tradisi yang berlangsung sangat lama dimana pada setiap bulan Desember maka akan banyak kegiatan pesta adat didesa kita ini, bahkan diseluruh tempat di kabupaten kita Samosir. Selain pesta adat, bahwa bulan Desember adalah bulan dimana banyak yang melaksanakan perayaan Natal sampai pada perayaan libur Tahun Baru.
Kedua, bahwa pelaksanaan pola tanam serentak setidaknya akan menghindarkan tanaman padi kita dari hama tikus dan burung.
Melihat pada pertanian sawah kita selama ini, kami banyak menerima keluhan dari para orang tua lingkungan (natua tua ni turpuk) dikenegerian Limbong, khususnya di desa kita Boho, mereka mengeluhkan sulitnya persawahan saat ini. Atas kesulitan itu mereka menaruh harapan melalui pemerintah desa agar dapat disepakati akan terlaksananya pola tanam serentak.
Diharap melalui pola tanam serentak kedepannya akan diperoleh hasil pertanian yang lebih baik.
Juga masalah sulitnya untuk mendapatkan jasa menjetor lahan persawahan. Dalam hal ini kami mengetahui bahwa didesa Boho banyak terdapat mesin jetor (hand tractor) namun tidak berfungsi dengan maksimal, untuk masalah kesulitan mendapatkan jasa menjetor lahan persawahan ini kami pemerintah desa tidak dapat mengambil keputusan sendiri, kami menyerahkan masalah ini juga ketengah musyawarah kita ini untuk bersama mencari solusinya," demikian disampaikan kepala desa.
Selanjutnya penyampaian sambutan oleh pendamping desa Maniur Sihole.
Mengawali penyampaiannya beliau mengucapkan "Selamat Tahun Baru" kepada seluruh peserta musyawarah yang hadir. Selanjutnya disampaikan olehnya,"terima kasih pada pemerintah desa karena telah melaksanakan acara rapat musyawarah yang sangat penting ini, semoga melalui ini akan mendatangkan banyak kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa Boho, dijelaskan juga olehnya bahwa dalam program ketahanan pangan masih ada dan akan dilaksanakan," demikian disampaikan.
Sambutan selanjutnya oleh perwakilan orang tua wilayah (Natua tua ni turpuk) oleh bapak Tota Sihole. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apa yang mendasari begitu pentingnya dilaksanakan rapat hari ini, bahwa kepala desa melihat situasi pertanian yang ada saat ini sangat kurang baik. Benar kami pun melihat demikian bahwa kondisi seperti yang ada ini merupakan sebuah malu yang sangat besar, sebuah kegagalan kita selaku generasi penerus.
Patut bila di anggap kita saat ini tidak mampu melanjutkan, memelihara tradisi baik yang sudah di wariskan oleh para orang tua kita terdahulu. Mengapa saya berani mengatakan demikian karena para orang tua kita terdahulu mereka sudah sangat baik dalam mengatur musim pertanian mereka.
Jika masih bisa kita mengingat bahwa para orang tua kita di bulan Desember sudah tidak sesibuk seperti kita saat ini. Mereka paling lambat tanggal 20 Desember tiap tahunnya sudah selesai musim tanam, selanjutnya sampai pada Natal dan Tahun Baru mereka sudah santai, hanya tinggal mengatur, mengurus pengairan kesawah. Sedangkan kita seperti yang disampaikan kepala desa di Natal tanggal 25/12 dan Tahun Baru pada tanggal 1/1 masih ada yang melaksanakan panen di sawahnya, ini sangat kurang baik.
Dikesempatan ini kami mengusulkan agar selesai kita melaksanakan rapat ini tanggal 8/1 selanjutnya besok tanggal 9 dan 10/1 hendaklah kita akan mengurus pengairan kesawah kita masing masing dan tanggal 11 - 15 mari kita sama membenahi lahan persawahan kita hingga di tanggal 16/1 harapan kita jetor sudah masuk menyiapkan lahang kita untuk siap ditanam, dan pada saat itulah kita langsung menyiapkan bibit (same = martaduk).
Jika ini dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu maka diharap pada tanggal 15/2 kita sudah bisa menanam sampai paling lambat Minggu pertama di bulan Maret, maka harapan kita di awal bulan 8 nanti kita sudah selesai panen untuk mencapai bahwa musim tanam kedua tahun ini akan kembali bisa panen pada akhir bulan Nopember 2025 ini," demikian disampaikan beliau.
Selanjutnya sambutan oleh Jasa Limbong yang juga salah seorang natua tua ni turpuk, beliau memberi masukan dalam hal memulai rangkaian untuk bercocok tanam padi yakni dengan penyiapan bibit/same, kegiatan itu lazim disebut dalam bahasa Batak dengan istilah Martaduk.
Disampaikan beliau bila dalam musyawarah ini dapat disepakati bahwa,"jangan ada dari masyarakat yang memulai martaduk sebelum beliau melakukannya. Sebagaimana yang telah direncanakan beliau bahwa beliau akan martaduk pada tanggal 10/1 agar dapat melaksanakan penanaman pada tanggal 1/2.
Jika usulan ini dapat diterima, beliau menyampaikan terima kasih dan jika usulan ini tidak dapat diterima maka beliau juga akan siap mencabut usulannya dan mengembalikan ke forum musyawarah," demikian beliau menyampaikan usulannya.
Tampak para peserta rapat dapat menerima usulan tersebut dan sangat mendukung dan siap melaksanakannya.
Kansium Limbong sebagai salah seorang yang mewakili orang tua (natua tua) meminta waktu untuk menyampaikan beberapa hal menyangkut keberadaan mesin jetor yang ada desa Boho.
Yang pertama disampaikan beliau, adalah menyangkut apa yang diketahuinya. Dikatakannya,"sepanjang sepengetahuan saya bahwa dindesa Boho tidak kurang ada 10 unit alat pertanian Jetor, dan setidaknya ada 4 kelompok tani yang memiliki jetor kelompok, namun pada kenyataannya bahwa kesiapan jetor untuk digunakan masyarakat sudah menjadi kendala yang besar di masyarakat petani persawahan di desa Boho.
Kepada bapak pemerintah desa, dalam hal ini bapak kepala desa dimohon untuk membantu menertibkan kondisi yang ada ini.
Ada indikasi bahwa ada pihak pihak didalam kelompok tani itu sendiri yang membuat jetor kelompok itu seakan menjadi milik pribadi, inilah yang menjadi keluhan dari banyak anggota kelompok tani yang ada di desa Boho,"demikian disampaikan beliau.
Pada rapat musyawarah kali ini menyepakati bahwa musim tanam padi di desa Boho dilaksanakan dipercepat dan diupayakan untuk bisa kembali kepada kebiasaan baik seperti yang diwariskan oleh para orang tua terdahulu di desa Boho.
(Bastian Simbolon)
Komentar