Kimhock Ambarita: Pemerintah dan Aparat Hukum Jangan Takut Dengan Premanisme

Labura, Bidikkasusnews.com - Kimhock Ambarita mendapat intimidasi dan merasa terjajah dikampung sendiri, niatnya mempertanyakan dan memperjelas AD ART serta bagi hasil Kelompok Tani Hutan (KTH) Karya Prima Leidong Sejahtera (KPLS) agar para anggota KTH yang lain juga mendapatkan hak yang sama, namun yang dialaminya justru terpojok dan menerima intimidasi hingga sampai melintas pun tidak dibolehkan untuk mengeluarkan hasil panen kelapa sawitnya.

Kimhock Ambarita Kepada Tim Media (27/4/25)"Saya heran ..?, kenapa tidak ada yang mengerti bahasa saya, kenapa seolah olah, ketua si Erikson ini yang merasa benar, seharus nya kalau dia Memeng benar dan jujur, kenapa tidak transparan ,seharus nya dihadirkan pemodal sebab dia adalah ketua tentu membela hak anggota bukan sebalik nya, melakukan intimidasi, ada apa ini...? dan aparat desa serta anggota mempertanyakan ini kalau memang kelompok ini izin nya secara kolektif kolegial, tentu harus muncul pertanyaan siapa pemodal nya, dan ini tidak pernah dicari tahu oleh anggota yang lain, sehingga mereka berkata kenapa cuma Kimhock Ambarita saja yang kritik yang lain tidak kritik, tentu mungkin karena mereka takut, tentulah mereka takut karna dilihat akan terjadi intimidasi seperti yang saya alami saat ini, sampai Dua aparat Desa pun, tidak berkutik bahkan Bhabinkamtipmas pun sama, tidak dapat membantu menyelesaikan persolan yang saya alami dalam tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh pihak pengurus KTH KPLS.

"Memang sampai saat ini masih terjadi penjajahan ,yang kuat menjajah yang lemah."saya minta kepada aparat penegak hukum tolonglah beri saya perlindungan supaya jadi contoh kepada yang lain berani menegak kan keadilan jangan ada lagi yang kena jajah, dikampung sendiri tidak hingga tidak bisa bebas seperti yang lainya"Ujarnya.

Tambahnya lagi"Padahal Kadus psr 10 sudah turun dengan Babinkamtibmas dilapangan namun, mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa yang  yang mereka dengar pihak KPLS aja, sedikit pun pengaduan saya tidak ditanggapi malah saya yang dipersalah kan,"Ucapnya.

Tampak dari video yang vairal Hari Jumat lalu telah turun kelokasi dua aparat desa Air Hitam di antaranya bendahara desa merangkap kepala dusun pasar sepuluh Sugeng, tidak berpihak ke masyarakatnya justru Sugeng menyalahkan Kimhock Ambarita.

Begitu juga aparat penegak hukum Polsek Kualuh hilir, juga tidak berpihak ke Pendeta Kimhock Ambarita yang mendapat intimidasi dari sejumlah preman dengan mengatas namakan KTH KPLS yang telah menerjunkan Bhabinkamtibmasnya dengan panggilan Gaol juga tidak berkutik, sehingga semenjak kejadian penghadangan tersebut hingga terbitnya berita ini hasil panen kelapa sawit Pendeta Kimhock Ambarita belum juga dapat di jual.

Saat di konfirmasi ke Kapolsek Kualuh hilir Samsul Munthe via WhatsApp, Kapolsek Kualuh hilir Bungkam.

Kimhock Ambarita berharap agar pemerintah dan penegak hukum jangan takut kepada premanisme. Ia berharap agar pemerintah dan penegak hukum melindungi masyarakat sesuai undang-undang dan peraturan yang ada.

(Eko/M Yusuf Harahap/ Tim)

Artikel Terkait

Berita|Sumut|
View Comments

Komentar

Info Menarik Lainnya


 


 


 

 


VIDEO

Video|0

BIDIKKASUSNEWS.COM

Thanks To : PT MEDIA BIDIK KASUS GROUP | |

Like Fans Page Kami