LABURA, Bidikkasusnews.com - Pendeta Kimhock Ambarita dan keluarganya dihadang dan dilarang melintas oleh sekelompok yang mengaku anggota KTH KPLS pada Kamis,(24/4/2025) saat Kim Hock Ambarita sedang melangsir hasil panen buah kelapa sawit dari kebun miliknya.
Kimhock Ambarita mendapatkan intimidasi dari UD Dkk sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Karya Prima Leidong Sejahtera (KPLS) yang diduga menguasai Kawasan Hutan Produktif seluas 929 Hektar di Desa Air Hitam.
Perlakuan penghadangan terhadap Kimhock Ambarita ini,adalah karna Kimhock Ambarita menyebarkan berita ke wartawan berbagai media yang tergabung di DPC PWDPI Labura dalam keterangan nya, ingin tau kejelasan AD- ART serta kejelasan bagi hasil yang tidak jelas di KTH KPLS di Desa Air Hitam.
Kejadian penghadangan ini pada hari kamis 24 April 2025 pada Pukul 10.45 wib dijalan setapak Kawasan hutan Desa Air Hitam Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan jalan tersebut yang juga sering di lalui oleh masyarakat khususnya masyarakat Air Hitam untuk menjual hasil pertaniannya (Buah Kelapa sawit-red).
Pendeta Kimhock Ambarita merupakan masyarakat yang berdomisili di Desa Air Hitam yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sejak tahun 2011, hijrah dari Desa Suka Rame Baru tempat ia lahir pada Tapian Nauli- 20/04/1981. Sementara berdirinya KTH KPLS sesuai Surat Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan baru berdiri pada tahun 2019. (SK8112/MENLHK.PSKL/PSL.09/2019).
Secara historis Pendeta Kim hock Ambarita lebih berhak atas lahan tersebut dari pada para sekolempok orang penghadang yang mengaku sebagai anggota KTH KPLS, di ketahui sebagian merupakan pendatang dari Pulau Nias dan tidak tercatat sebagai anggota.
Ini bukan tanpa dasar selain ia sebagai masyarakat pribumi ia juga merupakan anggota KTH KPLS tersebut di buktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Anggota (KTA) dengan nomor ID KARTU: KTH.KPLS/22-057, yang di tanda tangani oleh ketua KPH KPLS Erikson Rumahorbo. Selain memiliki kartu tanda anggota Pendeta Kimhock Ambarita juga tercatat namanya di SK tersebut.
"Saya sudah penduduk tetap THN 2011 dan saya tau pasti sejarah nya berdirinya KPLS karna dulunya itu PT. Sawita Leidong Prima, berhubung tidak diberikan izin oleh pemerintah HGU nya, maka dirubah lah menjadi KTH KPLS."saya sangat tau kali bagaimana kisah dan historinya karna saya lahir didesa Sukarame baru, dan saya dulu ikut anggota tenol TPI kok saya sekarang tidak bisa melintasi dihalaman saya sendiri." Jelas Pendeta Kimhock Ambarita.
Kimhock Ambarita menambahkan, "Ketika kejadian itu kami sedang panen kelapa sawit dan hendak melangsir buah sebagaimana selama ini kami lakukan untuk di bawa ke tempat pengumpulan Hasil, tiba-tiba ada sekelompok orang yang melarang lewat dan menghadang badan jalan sambil berkata, tidak boleh lewat dari sini, yang namanya KA.Ambarita..! matipun jadi kata UD salah seorang dari sekelompok itu.
Penyebab tindakan penghadangan tersebut adalah karena Pendeta Kimhock Ambarita sebelumnya telah meminta kepada Persatuan wartawan duta pena Indonesia (PWDPI) dewan pimpinan cabang (DPC) Labura untuk mendampingi dirinya dalam memperjuangkan haknya sebagai anggota KTH KPLS dan menceritakan kejanggalan-kejanggalan pada kelompok tersebut di beberapa media yang telah vairal.
Pada video yang viral Udin sebagai oknum anggota KTH KPLS diketahui sebagai pengawas di temani oleh beberapa orang, melarang Pendeta Kimhock Ambarita melintas membawa buah kelapa sawit hasil dari kebun pertaniannya dengan cara menghadang dan ingin membongkar jembatan yang ingin dilalui Kimhock Ambarita.
"Tidak dibolehkan lagi Kimhock Ambarita melintas membawa buah aksesnya dari sini, aku yang melarang. Perintah pimpinan, aku yang melarang, aku anggota KPLS. Kau tidak anggota..!,dan kau sudah dikeluarkan disini. Karena saudara sudah mengganggu ketenangan kami ...!, Kau adu-adukan kami sama wartawan segala macam...! Kita bongkar Titi ini, gak boleh melintas dari sini...!, Wajib memang ku belalah, ini Priukku kubelalah...!, "Matipun jadi." Ucap UD kepada Kim Hock Ambarita terlihat begitu emosional dan Arogan dalam rekaman Vidio saat beradu argument dengan Kim Hock Ambarita di lapangan.
(EKO/Tim)
Komentar